Berbagai tanggapan bermunculan, banyak yang mempertanyakan maksud undangan tersebut ketika situasi pandemi COVID-19 di Indonesia belum terkendali. Angka kematian saat ini masih 3,four persen, lebih tinggi dari rerata international yakni 2,5 persen.
ditengah jadi perbincangan hangat. Menkes Terawan diundang untuk mengikuti konferensi pers bersama bos WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan 3 menteri kesehatan dari negara lain.
Dalam undangannya, WHO memang tidak menyebut keberhasilan Indonesia menangani pandemi. Menkes Terawan diundang untuk berbagi pengalaman karena dinilai sukses melaksanakan IAR (Intra Motion Assessment) nasional.
"Sebenarnya ini untuk pembelajaran, bukan suatu prestasi yang menyatakan Indonesia berhasil. Nggak," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dr Masdalina Pane, Kamis (5/11/2020).
Dalam IAR, dr Masdalina menjelaskan, masing-masing negara me-review dirinya sendiri berdasarkan panduan yang dikeluarkan WHO. Karena itu, dr Masdalina menilai undangan untuk Menkes Terawan adalah hal yang wajar.
Sementara itu Epidemiolog dari Universitas Griffith, dr Dicky Budiman, menjelaskan bahwa laporan IAR tidak hanya disampaikan oleh negara yang berhasil melakukannya. Dicontohkan, Sierra Leone dan Afrika Selatan lagi melaporkan IAR meski tidak termasuk berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar